Tayeb Demara Dorong Putra Asli Papua Pimpin Freeport sebagai Simbol Keadilan dan Keberpihakan Negara
JAKRTA - Kepemimpinan Toni Wenas sebagai Direktur Utama PT Freeport Indonesia kembali menjadi sorotan publik. Sejumlah kalangan menilai, sudah saatnya posisi strategis di perusahaan tambang emas terbesar di Indonesia itu diemban oleh putra asli Papua, mengingat saham mayoritas Freeport kini telah dimiliki oleh pemerintah Indonesia.
Dukungan tersebut salah satunya datang dari tokoh Indonesia Timur yang juga Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Masyarakat Pertambangan Indonesia (DPN MPI), Muhammad Tayeb Demara. Menurutnya, momentum saat ini menjadi waktu yang tepat bagi pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada putra-putri terbaik Papua memimpin PT Freeport Indonesia.
“Penunjukan orang asli Papua sebagai pucuk pimpinan Freeport akan menjadi simbol keadilan dan keberpihakan. Pemerintahan Presiden Prabowo dapat menunjukkan bahwa negara benar-benar memberi ruang bagi anak-anak Papua untuk memimpin perusahaan besar yang beroperasi di tanah mereka sendiri,” ujar Tayeb saat berolahraga pagi di kawasan Sentul, Minggu (26/10/2025).
Tayeb menegaskan, penunjukan tersebut tetap harus berlandaskan profesionalisme, kompetensi, dan rekam jejak yang kuat, bukan semata faktor etnisitas. “Kita tetap menjaga citra Freeport sebagai entitas bisnis yang kredibel, efektif, dan efisien,” tambahnya.
Ia juga menyoroti bahwa setelah puluhan tahun dikelola oleh pihak asing, kini dengan kepemilikan mayoritas Indonesia, sudah selayaknya masyarakat Papua mendapat ruang lebih besar untuk berkiprah. “Ini momentum penting. Sudah saatnya anak Papua asli dipercaya sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia,” tegas pria Sulawesi Tenggara yang juga menjabat Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Lumbung Informasi Rakyat (LIRA).
Tayeb menyebut, langkah tersebut sejalan dengan semangat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2021 dan Perubahan atas UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, yang menekankan keberpihakan dan afirmasi terhadap orang asli Papua (OAP) dalam pembangunan di berbagai sektor, termasuk pertambangan.
“PT Freeport Indonesia merupakan proyek strategis yang juga berperan penting dalam penyelesaian persoalan di Papua. Jika dikelola dengan pendekatan baru dan inklusif, kami yakin Otonomi Khusus Papua akan berjalan lebih efektif dan tepat sasaran,” ujarnya.
Menurut Tayeb, sumber daya manusia di Papua kini sudah sangat memadai untuk mengelola potensi alamnya sendiri. “Putra dan putri Papua lebih memahami karakter sosial, budaya, dan geografis wilayahnya. Karena itu, mereka layak diberi kepercayaan untuk memimpin,” katanya.
Tayeb optimistis, kepemimpinan putra asli Papua akan membawa efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan sumber daya alam serta berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat. “Langkah ini juga akan menjadi simbol kepercayaan Presiden Prabowo terhadap kemampuan anak bangsa,” tandasnya.
Senada dengan Tayeb, Gubernur LIRA Papua Tengah, Robi Wonda, juga menegaskan pentingnya kepercayaan tersebut. “Sejak Freeport beroperasi pada 1967 hingga kini, belum pernah ada anak asli Papua yang dipercaya memimpin perusahaan ini. Padahal banyak yang memiliki kompetensi dan integritas,” ujar Robi.
Ia juga menyoroti ketimpangan ekonomi di sekitar wilayah tambang yang masih dirasakan masyarakat lokal. “Sudah saatnya masyarakat Papua menjadi tuan di negeri sendiri dan diberi peran lebih besar dalam rantai bisnis Freeport,” pungkasnya.(*)


