Sejarah LIRA
Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) adalah organisasi yang dibentuk dari embrio Blora Center tim relawan SBY-JK pada Pilpres 2004 yang dikembangkan menjadi sebuah LSM yang kritis pro pemerintah, khususnya dalam mendorong transparansi pengelolaan negara bekerja sama denga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
LIRA didirikan oleh Jusuf Rizal, Ahmad Purnadi Hadiwagito, Hasyim Arief, Amirsyah Rahman, Hendrik Sitompul. Berdasarkan Akte Notaris Abdul Majid No.14/2026 tanggal 16 Januari 2006.
Tahun 2009 LIRA mendapat Rekor MURI sebagai LSM terbanyak cabangnya di Indonesia (33 Provinsi dan 393 Kabupaten/Kota).
Pada Pilpres 2009 LIRA membentuk Gerakan Satu Putaran (GSP) untuk mendukung pasangan SBY – Boediono. Momentum ini bergabunglah Mayjen TNI (Pur) Arif Siregar sebagai Pendiri/Pembina.
Jusuf Rizal menjabat sebagai Presiden LIRA sejak tahun 2006 hingga 2015. Munas I LIRA di Hotel Mercure, Ancol tanggal 27 – 30 Oktober 2010 secara aklamasi menetapkan Jusuf Rizal sebagai Presiden LIRA.
Bersamaan dengan Munas I dilaksanakan Seminar Internasional MDG’s yang diikuti peserta dari beberapa negara. Selebritis yang mendapat kehormatan menjadi Duta MDGs LIRA antara lain adalah Gading Martin, Sandi Syarif, Mandala Souji, Manohara, Farhat Abbas, Olivia Zalianty, Marzella Zalianty, Dimas Seto, Dini Amiarti, serta Almh. Dorce Gamalama.
Munas LIRA II tanggal 15 - 17 September 2015 di Hotel Bidakara Jakarta. Dibuka oleh Mendagri Alm. Tjahjo Kumolo, dan terpilih Ollies Datau sebagai Presiden LIRA untuk masa bakti 2015 - 2020.
Hasil Munas II saat didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM berubah menjadi Perkumpulan sesuai UU No. 17 tahun 2013 tentang organisasi Kemasyarakatan yang kemudian diubah menjadi UU No 17 tahun 2017.
Selanjutnya, Munas LIRA III tanggal 23 Maret 2022 di Hotel Aston Batam. Dibuka oleh Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI (Wantimpres) Sidarto Danusubroto, dan terpilih Andi Syafrani sebagai Presiden LIRA untuk periode 2022 – 2027.