Silahturahmi LIRA, Sofyan Ajak Bupati dan Walikota LIRA se-Jatim Bersama Selamatkan Anak Bangsa

MAGETAN - Bupati DPD LIRA Magetan, Sofyan Yusroni, mengajak seluruh Bupati dan Wali Kota LIRA se-Jawa Timur untuk bersama-sama menyelamatkan generasi muda dari berbagai persoalan krusial yang tengah dihadapi.
“Saya mengajak Bupati dan Wali Kota LIRA di era milenial ini untuk mencegah kerawanan di kalangan anak sekolah dan remaja,” ujar Sofyan dalam Forum Silaturahmi Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) se-Jawa Timur yang digelar di Hotel Pelangi, Kota Malang, Sabtu (13/09/2025).
Forum silaturahmi rutin tiga bulanan tersebut dihadiri para kepala daerah LIRA se-Jatim, dengan tujuan mempererat komunikasi sekaligus membahas program maupun kendala di masing-masing wilayah. Salah satu isu yang mengemuka adalah terkait dualisme lembaga dengan logo berbeda yang sempat menimbulkan kebingungan di masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Gubernur LIRA Jawa Timur, M. Zuhdy Achmadi, menegaskan bahwa isu dualisme tersebut tidak benar. Menurutnya, LIRA hanya ada satu, yakni Perkumpulan Lumbung Informasi Rakyat yang dipimpin oleh Presiden LIRA, Andi Syafrani, SHI, MCC., CLA, CM, SHEEL.
“Tidak ada lembaga kembar. Semua ada aturannya, tidak bisa seenaknya orang mendirikan lembaga berbadan hukum. Jika ada pihak yang mengklaim LIRA adalah miliknya, itu jelas keblinger,” tegas Zuhdy yang akrab disapa Didik.
Ia menambahkan, terkait Hak Kekayaan Intelektual (HKI), logo LIRA secara sah sudah tercatat di lembar negara. “Logo lumbung padi itu sah milik kita, bahkan tercatat dalam Tambahan Berita Negara RI Nomor 000353 tanggal 2 September 2025. Itu data resmi yang dilindungi undang-undang,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati LIRA Kabupaten Malang, Wiwid Tuhu Prasetyanto, SH., MH., yang juga menjadi narasumber dalam forum, menegaskan bahwa perbedaan identitas tidak boleh menjadi titik lemah. Justru, menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa perjuangan LIRA memiliki nilai sehingga menarik untuk ditiru.
“Bersatu dan bergeraklah! Di tengah polemik identitas, kita harus tegak berdiri bagaikan karang dihempas badai,” ungkap Wiwid.
Ia menekankan pentingnya mengarahkan energi pada kerja nyata membela rakyat, bukan pada perdebatan simbol semata. “Warisan terbesar kita bukanlah logo, tetapi legacy kebaikan yang tertanam di hati rakyat,” pungkas Wiwid yang juga berprofesi sebagai advokat PERADI dan pendiri Kantor Advokat ASMOJODIPATI Lawyers.(*)