Harga BBM Naik Kemiskinan Meningkat, LIRA Surabaya Minta Eri Cahyadi Rp10,6 T

JATIM - Walikota LSM Lumbung informasi rakyat (LIRA) Kota Surabaya Indra Pramana,SH. MH. menolak keras kenaikan harga bbm bersubsidi. Pasalnya kondisi perekonomian warga kota Surabaya masih belum pulih akibat pandemi covid-19.
Menurutnya, kenaikan harga BBM bersubsidi secara otomatis akan mendongkrak tingkat kemiskinan di Kota Surabaya.
“Angka kemiskinan di Kota Surabaya pada 2021 meningkat menjadi 5,23 persen atau 152.489 jiwa penduduk miskin di Kota Pahlawan," kata Indra kepada media pada selasa 6 september 2022 di Surabaya.
Masih kata Indra, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, angka tersebut naik dibandingkan tahun 2020 yang hanya 5,02 persen.
“Maka bisa kita prediksi kenaikan warga miskin kota Surabaya pasti melesat setelah kenaikan harga bbm bersubsidi," papar indra yang juga sebagai sekretaris LBH LIRA Jawa Timur.
Kemudian Indra meminta kepada walikota Eri Cahyadi agar fokus melindungi warga miskin kota Surabaya agar tidak terjerambab lebih dalam di jurang kemiskinan.
“Perlu intervensi dan kebijakan khusus untuk melindungi mereka," tegas Indra.
Lebih lanjut Indra menjelaskan, anggaran Rp.10,6 Triliyun APBD perubahan tahun 2022 kota Surabaya harus diserap untuk kepentingan masyarakat yang terdampak kenaikan bbm bersubsidi.
“Anggaran itu sepenuhnya harus dialokasikan untuk penguatan kepentingan publik dan kebutuhan masyarakat terdampak kenaikan bbm, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah, bila perlu harus refocusing," kata Indra
Selain refocusing anggaran, Pemkot Surabaya juga harus melakukan intervensi dan segera berkoordinasi dengan berbagai perusahaan untuk segera menyesuaikan kenaikan gaji karyawan dan membuka kuota lowongan pekerjaan sebagai antisipasi melonjaknya angka pengangguran.
“Prinsipnya LSM LIRA Surabaya akan bersuara lantang untuk membela kepentingan masyarakat yang semakin susah," pungkas Indra.
Artikel ini telah tayang di jatim.poskota.co.id